Kamis, 18 Februari 2010

Kebudayaan Daerah Kepulauan Bangka

Kalau berbicara tentang kebudayaan indonesia kita tidak akan ada habisnya dibahas karena budaya indonesia sanagtlah beragam dikarenakan banyaknya suku2 bangsa, agama, dan ras yang ada di indonesia yang saling berakulturasi membentuk suatu budaya.

Karena itu sebagai pewaris budaya nenek moyang indonesia yang sangat beragam itu kita harus melestarikan budaya2 tersebut agar tidak diakui negara lain seperti klaim malaysia terhadap berbagai budaya kita seperti batik, reog, keris, dll.

Caranya adalah dengan cara meggunakan, memamerkan, ataupun dengan megadakan hari budaya seperti yang sedang marak akhir2 ini , setiap hari jumat kita diwajibkan menggunakan batik untuk bekerja ataupun dalam hal2 lain yang bersifat formal.

Keragaman budaya Indonesia tersebut telah menarik simpati atau perhatian dunia Internasional. Siapa penduduk dunia ini yang tidak tahu akan Bali? Sebuah pulau di Indonesia yang terkenal akan keajaiban panorama alamnya. Banyak wisatawan asing yang sangat ingin mengunjungi pulau tersebut. Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi tujuan wisatawan asing baik dari seluruh penjuru dunia dengan tujuan hanya untuk sekedar berlibur maupun untuk mempelajari kebudayaan yang ada di dalamnya. Hal tersebut juga dapat kita lihat dengan banyaknya negara yang mengklaim kebudayaan Indonesia menjadi kebudayaan negara mereka.


Kebudayaan dan Adat Istiadat Bangka

Selain pantai, Bangka juga dikenal dengan keragaman budayanya. Dari budaya lokal hingga budaya “Import” yang dibawa para pendatang.

Keragaman budaya inilah yang belakangan menjadi aset penting untuk mengembangkan pariwisata.

Pulau Bangka yang dikelilingi lautan, laksana surga-surga bagi para nelayan. Itulah secuil cermin tentang kebudayaan nelayan di pulau yang dulu dikenal sebagai penghasil timah.

Dalam perkembangannya, latar belakang masyarakat Bangka yang sebagian besar nelayan itu, ternyata turut mempengaruhi pertumbuhan kebudayaan lokal. Meski saat ini pola hidup masyarakat Bangka telah mulai bergeser, kebudayaan lokal yang mengandung unsur nelayan masih tetap kental mewarnai sendi-sendi kehidupan masyarakatnya. Paling tidak saat ini ada dua event budaya besar yang berhubungan dengan nelayan, yakni, upacara rebo kasan dan buang jong.

Selain itu ada ritual-ritual budaya yang dipengaruhi unsur religi, sementara pertunjukan kesenian Barongsai mewakili kebudayaan masyarakat pendatang (Tionghoa)

Tapi diantara banyak ritual budaya di Bangka, upacara sepintu sedulang boleh jadi memiliki makna yang khusus. Inilah ritual yang menggambarkan persatuan masyarakat Bangka.

Sepintu Sedulang

Kata sepintu sedulang adalah semboyan dan motto masyarakat Bangka yang bermakna adanya persatuan dan kesatuan serta gotong royong. Ritual ini adalah satu kegiatan penduduk pulau Bangka pada waktu pesta kampung membawa dulang berisi makanan untuk dimakan tamu tau siapa saja di balai adat.

Dari ritual ini, tercermin betapa masyarakat Bangka menjujung tinggi rasa persatuan dan kesatuan serta gotong royong, bukan hanya dilaksanakan penduduk setempat melainkan juga dengan para pendatang.

Jiwa gotong royong masyarakat Bangka cukup tinggi. Warga masyarakat akan mengulurkan tangannya membantu jika ada anggota warganya memerlukanya. Semua ini berjalan dengan dilandasi jiwa Sepintu Sedulang. Jiwa ini dapat disaksikan, misalnya pada saat panen lada, acara-acara adat, peringatan hari-hari besar keagamaan, perkawianan dan kematian. Acara ini lebih dikenal dengan sebutan “Nganggung”, yaitu kegiatan setiap rumah mengantarkan makanan dengan menggunakan dulang, yakni baki bulat besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar